Bogor,
halamanbogor.com -- Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia tenggara. Begitu juga, Indonesia dikenal dengan negara agraris. Sejak zaman Hindia Belanda, sudah dibuat tempat penelitian dan museum. Salah satunya adalah museum tanah di Bogor.
Berawal dari didirikannya "Laboratorium voor Agrogeologie en Grond Onderzoek" sebagai bagian dari Lands Plantentuin (Kebun Raya Bogor) oleh pemerintah Belanda pada tahun 1905 , yang kemudian menjadi menjadi Bodemkundig Instituut Tahun 1942, pada masa penjajahan Jepang, berubah nama menjadi Dozyoobu dan saat Negara Republik Indonesia baru saja diproklamirkan, nama Bodemkundig Instituut kembali digunakan.
Balai Penelitian Tanah (Balittanah) bertugas melakukan penelitian untuk menghasilkan teknologi dan informasi sumberdaya dan pengelolaan tanah serta memberikan pelayanan dalam bidang analisis tanah, air, tanaman, dan pupuk, pemetaan, analisis data penginderaan jauh (inderaja), pelayanan basis data tabular dan spasial (menggunakan GIS), serta berbagai pelayanan lain yang berhubungan dengan informasi dan teknologi pengelolaan tanah.
|
Tampilan Museum Tanah Sebelum Berubah
|
Sejak tanggal 29 September 1988, Balai Penelitian Tanah meresmikan pendirian Museum Tanah yang bekerjasama dengan International Soil Reference and Information Centre (ISRIC) Wageningen Belanda. Museum Tanah merupakan tempat menyimpan model/contoh tanah sebagai koleksi berbagai macam tanah di Indonesia dengan maksud sebagai sumber informasi dalam hal sumberdaya tanah bagi mendukung pembangunan pertanian.
Koleksi museum terdiri atas macam-macam tanah yang disajikan dalam ukuran kecil berupa makromonolit, macam-macam batuan, contoh-contoh pupuk, perangkat uji tanah, peta-peta, maket, alat survei tanah.
Tanggal 22 April 2019 lalu oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Museum Tanah diperluas dan ditambahkan museum pertanian. Hebatnya lagi, museum pertanian terbesar di Asia Tenggara ini dibangun
di Bogor.
Museum Pertanian itu dibuat dengan empat lantai dimana lantai pertama berisi info tentang pertanian serta riwayat pertanian Indonesia di waktu dulu dari mulai sebelum kolonial sampai masa kolonial.
Hal itu diilustrasikan berbentuk diorama pemrosesan tempat sawah serta rumah petani. Lantai dua Beranjak ke lantai 2 dari museum ini, pengunjung akan mendapatkan Geleri Kebijakan dan Komoditas yang menggambarkan perkembangan pertanian Indonesia dari era kolonial (VOC dan Pemerintah Belanda) sejak tahun 1600 sampai 1945. Hingga perkembangan pertanian pada era setelah kemerdekaan hingga saat ini yang dipamerkan berdasarkan periodisasi kabinet dari tahun 1945 sampai 2019.
|
Museum Tanah dan Pertanian - tampak depan
|
Sesaat, lantai tiga Museum Pertanian berisi tiruan alat pertanian yang dipakai sekarang ini serta perkiraan alat pertanian yang dipakai di waktu depan berbentuk dengan topik "Pertanian Waktu Depan serta Lumbung Pangan Dunia 2045" yang memakai tehnologi hebat seperti drone, market smart farming sampai traktor tanpa ada awak yang memakai skema GPS berbasiskan Real Time Kinematika yang bisa pengunjung museum pertanian dapatkan di galeri ini. Salah satunya alat pertanian yang ada di lantai tiga ialah alat bantu pertanian menggunakan drone yang bisa mempermudah petani dalam menyemprot tempat persawahan hingga usaha yang dilaksanakan oleh petani bisa semakin efisien serta efektif. Beberapa hal itu adalah isi dari bangunan yang ada pada gedung satu Museum Pertanian.
Gedung satunya ada galeri peternakan yang memakai visualisasi sepert video yang mana saat diputar bisa seperti siaran film di bioskop. Sesaat, lantai empat gedung itu terdapat pertanian hidroponik. Pengunjung bukan hanya bisa lihat deskripsi pertanian di Indonesia, tetapi dapat meningkatkan wacana dan info sekitar pertanian yang dapat diaplikasikan nanti.
|
Salah satu koleksi di museum pertanian Bogor
|
Nah, bangunan berlantai tiga itu mempunyai gaya khas Hindia Belanda dengan nuansa Art Deco memberikan tambahan kesan-kesan kekinian. Museum Pertanian telah difasilitasi dengan ruang berpendingin serta ada lift minimalis dengan kemampuan optimal lima orang dewasa. Pengunjung yang tiba ke Museum Pertanian itu bisa memakai lift minimalis untuk mencapai semua lantai di Museum Pertanian. Museum Pertanian sekarang jadi asset Barang Punya Negara (BMN) yang diurus oleh unit kerja (Satker) Pusat Perpustakaan serta Penebaran Tehnologi Pertanian (PUSTAKA), yang disebut Satker di daerah kerja Kantor Service Kekayaan Negara serta Lelang (KPKNL) Bogor.
|
Salah Satu koleksi cabai di museum pertanian Bogor
|
Museum Pertanian dibuka untuk umum serta bisa dipakai untuk wisata edukasi. Ada Museum Pertanian mempunyai tujuan mengganti stigma warga, terutamanya golongan milenial, pada bagian pertanian yang sejauh ini sering dianggap remeh. Dengan begitu, golongan milenial yang bertandang ke museum ini terpacu serta memiliki kepercayaan diri jika Indonesia nantinya jadi lumbung pangan dunia pada 2045 dengan sumber daya yang dipunyai.
BACA JUGA:
Jalan Saat Libur Lebaran Ke Kebun Raya Bogor Untuk melihat Spot dan Tempat Keren di KRB -- CEK PETA KEBUN RAYA BOGOR
Nah buat pembaca halamanbogor yang akan berkunjung ke Museum Pertanian, bisa membuka google map dan mengarahan ke arah Jalan Juanda No. 98, Kota Bogor.