Situasi ramainya masyarakat di Curug Leuwi Hejo itu disaksikan dari video yang diupload oleh account @bogor.terbaru Minggu (7/6/2020) sore.
Camat Sukamakmur Agus Manjar menjelaskan waktu itu pelancong yang tiba meluap. Sedang jumlah personil terbatas. Karenanya, personil tidak dapat memantau jumlahnya pengunjung, mengingat terdapat beberapa akses ke arah curug.
"Gini, jika menjaga ketat tidak ada yang dapat. Dipadetin (pengamanan petugas di satu jalan) di sini, contohnya, disana (jalan lain) jeblos," tutur Agus, saat dikontak, Senin (8/6).
"Terkecuali gini, pemerintah dapat tutup SPBU. Nah itu baru dapat teratasi semua. Jika bahan bakarnya masih lancar, ya orang kan, ditambah lagi sepeda motor, jalan tikus saja dapat kok, begitu. Sebenarnya efektifnya telah saya usulkan ke pemerintah pusat ," sambungnya.
Agus menjelaskan pelancong yang tiba umumnya berasal di luar Sukamakmur. Pengelola curug, tuturnya, pun tidak dapat memperhitungkan.
"Pengendaliannya cuma tingkat desa saja, begitu. Bukan swasta," katanya.
Walau demikian, Agus menjelaskan petugas tetap akan lakukan pengamanan supaya Curug Leuwi Hejo tidak ramai dipadati pelancong. Penyuluhan akan terus dilaksanakan semasa PSBB ini berjalan.
Untuk diketahaui, Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melakukan PSBB seimbang atau parsial sekarang ini. Wisata air masih dilarang bekerja semasa PSBB parsial.
"Untuk pariwisata air belum dapat dibuka benar-benar sebab ini persebarannya (COVID-19) benar-benar beresiko jika berada di air," tutur Ade di kantor Bupati Bogor Kompleks Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (4/6).
Namun melihat, animo masyarakat yang merasa sudah bosan, butuh usaha lebih lagi untuk memberikan informasi pada masyarakat. Apalagi Curug Leuwi Hejo ini disukai pengunjung karena biaya masuk yang cukup murah. Menurut penuturan pengunjung hanya dipungut biaya 25rb + Biaya parkir 5 ribu.