Jika anda pengguna KRL, maka sudah biasa anda melalui jalan Kapten Muslihat. Jalan utama di kota Bogor. Di jalan ini, ada beberapa kantor fasilitas vital seperti stasiun Bogor, kantor PLN, dan bahkan kantor DPRD kota Bogor (sebelum pindah ke Jalan Pemuda) lama ada di jalan kapten Muslihat. Di ujung ada istana Bogor.
Lalu untuk menegaskan betapa kuat pengaruh Kapten Muslihat akan masa perang kemerdekaan RI di Bogor, bahkan dibuatkan patung di depan Plaza Kapten Muslihat & Taman Ade Irma Suryani (oleh warga lebih sering disebut taman topi, karena banyak bangunan di dalam taman berbentuk topi.
Patung Ikonik Kapten Muslihat di Plaza Kapten Muslihat depan Stasiun Bogor |
Memberikan nama jalan pada jalan utama bukan perkara main-main. Tokoh tesebut haruslah benar-benar penting, dan dihargai oleh orang setempat. 2 Perkara tesebut mampu diemban oleh Kapten Tubagus Muslihat.
Bahkan, kota Bogor memberikan 1 jalan lagi berdasarkan keluarga Kapten Muslihat, yakni jalan Merdeka, merunut pada nama anak beliau yaitu Merdeka Muslihat.
Jelas, Kapten Tubagus Muslihat adalah pahlawan di Kota Bogor.
26 Oktober 1926 adalah hari kelahiran Kapten Tubagus Muslihat. Beliau lahir di Pandeglang. Ayahnya Tubagus Djuhanuddin adalah seorang kepala Sekolah Rakyat yang mendapat tugas di Bogor.
Tahun 1942, Muslihat pernah bekerja di Bosbouw Proefstation atau Balai Penelitian Kehutanan di Gunung Batu Bogor. Dia juga pernah bekerja di Rumah Sakit Kedung Halang Bogor menjadi juru rawat. Lalu pindah lagi ke jawatan kehutanan.
Saat Jepang masuk ke Indonesia, Tubagus Muslihat kemudian mendaftar ke PETA dengan pangkat terakhir adalah Chudancho.
BACA JUGA :
KUTIPAN BERITA TENTANG KAPTEN MUSLIHAT DI SURAT KABAR ZAMAN DULU
Namun saat Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom sekutu pada 14 Agustus 1945, tentara Jepang membubarkan PETA dan menyuruh anggota PETA yang ada di asrama untuk kembali ke kampungnya masing-masing.
Proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan M. Hatta, memicu semangat rakyat mengusir penjajah semakin kuat. Kantor-kantor yang diduduki tentara Jepang berhasil direbut oleh pejuang dan beralih menjadi milik RI.
Tak terkecuali TB Muslihat yang berjuang di Bogor dan dia diangkat menjadi Kapten dan ditugaskan sebagai komandan Kompi IV Batalion II Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Meski sudah merdeka, Indonesia belum sepenuhnya bebas dari para penjajah. Setelah Jepang jatuh, datang tentara Inggris. Mereka berhasil menguasai tempat-tempat utama.
Di Bogor, tentara Inggris mencoba merebut Istana yang waktu itu dijaga ketat oleh pemuda-pemuda Bogor. Mereka berhasil memasuki Istana Bogor dan memukul mundur para penjuang.
Tak tinggal diam dengan hal itu, tepat pada 6 Desember 1945 rakyat Bogor melakukan penyerangan.
Suara tembakan dan pekikan "MERDEKA" terdengar di setiap pertempuran.
Kapten Muslihat bersama dengan pasukannya melakukan penyerangan ke markas-markas yang diduduki tentara Inggris dan sekutu, salah satunya kantor polisi yang berada di Jalan Banten (sekarang dinamai jalan Kapten Muslihat). Kontak senjata pecah. Pasukan Inggris dan para pejuang saling tembak. Kapten Muslihat keluar dari tempat persembunyiannya untuk melakukan penyerangan terbuka.
Hingga akhirnya dua timah panas tentara Inggris membuat perjuangan Kapten Muslihat berakhir. Sang Kapten gugur di medan perang saat usianya masih 19 tahun, tanggal 25 Desember 1945. Saat gugur, Kapten Tubagus Muslihat meninggalkan istri yang masih mengandung.
Bahkan dalam kondisi peperangan saat itu, harus dipahami, berita gugurnya Kapten Tubagus Muslihat pun masih simpang siur. Setidaknya berita tentang meninggalnya Kapten Tubagus Muslihat, tidak diketahui musuh.
Dalam harian Gelora Rakyat yang terbit 29 Desember 1945 dikutip sebagai berikut :
"Leptoe
Toebagoes Moeslihat mendjadi sosok jang mengoeselkan oentoek menjerang
disaat perajaan Natal. Orang Eropa dikenal memiliki tradisi meminoemm
anggoer secara kebanjakan pada malam perayaan Natal. Hal ini membuat
mereka dalam kondisi yang tidak dalam kondisi terbaik esok harinya.
Kemoedian penjerangan itoepoen terdjadi pada wilajah djalan Banten
sekitar wilajah rel. Pada perjoengan terseboet, pedjoeang Bogor berhasil
memoekoel moendoer Sekoetoe. Jang namanja perdjoengan selaloe
beroedjoeng pengorbanan. Ketika rakjat Bogor beloem sepenoehnja
merajakan kemenangan, sang pedjoeang malah tertembak dan beloem djelas
kabarnja. Kabar terakhir, Ia diselamatkan kerabatnja, Dr Marzoeki Mahdi"
Masa Kini
Meski Kapten Tubagus Muslihat dianggap sebagai simbol kepahlawan Kota Bogor di masa perang kemerdekaan, tapi sepertinya mulai ada pergeseran. Dari berbagai sumber berita disebutkan ketiadaan perawatan museum perjuangan.
Selain itu, jalan 2 arah yang mulanya kita sebut sebagai jalan kapten muslihat, kini mulai dibedakan. Sisi jalan yang di depan kantor polisi kini disebut jalan raya Dramaga - Bogor
Dengan dibongkarnya>Plaza Kapten Muslihat & Taman Ade Irma Suryani (atau Taman Topi), menjadi perdebatan apakah patung Kapten Tubagus Muslihat masih akan berdiri, diganti atau dihilangkan sama sekali.