Dalam dokumentasi di Museum Perjoangan dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), sedikitnya ada tiga kliping media yang sempat mengisahkan sosok Kapten Muslihat. Mereka adalah Surat Kabar Tjahaja yang terbit pada 19 Agustus 1945, Merdeka pada 5 Oktober 1945 dan Gelora Rakjat pada 29 Desember 1945.
Ilustrasi : Cuplikan Foto Surat Kabar tentang Kapten Muslihat dari ANRI |
Berikut testimoni media-media tersebut yang dikutip dalam bahasa aslinya di ejaan lama:
Tjahaja, 19 Agoestoes 1945
"Pelatihan perwira PETA jang dipimpin oleh Nippon membawa angin segar
bagi kaoem pribumi pada awal kemerdekaan. Pelatihan terseboet melahirkan
sedjoemlah tokoh penting jang memboeat perjoeangan semakin berkibar
seperti, Ibrahim Adjie, Doele Abdoellah, Moeslihat dan Dasoeki Basri.
Khoesoes untuk Moeslihat, ia kemoedian mendjadi salah satoe jang poenya
peran besar. Pada saat berita proklamasi tersebar, ia bersama Moehammad
Sirodj bertindak tjepat untuk meminta Nippon menjerahkan gedung Bogor
Shuchokhan kepada para pemoeda." Merdeka, 5 Oktober 1945
"Peristiwa penting kemoedian banjak terdjadi pada boelan September,
Stasioen Bogor dan pos-pos kereta api di loear Bogor, diambil alih oleh
pemoeda jang terdiri dari Lasykar 33 pimpinan Harun Kabir, Shudancho
Leptoe Moeslihat setjara kompak menjerang markas Kidobutai di Nanggung,
Leuwiliang. mereka dengan gagah merampas 11 ekor koeda, empat mobil
penjedia sendjata, seboeah pistol, dan 16 blok kain merah-poetih.
Kemoedian mereka menawan 253 orang tentara Nippon, jang kemoedian
diserahkan kepada Kepala BKR. Di tempat lain Lasykar Rakjat dan Barisan
Pelopor menjerang tentara Nippon jang masih ada di lapangan Cikoleang.
Serangan ini berhasil memoekoel moendoer tentara Nippon sampai wilajah
perbatasan." Gelora Rakjat 29 Desember 1945 "Leptoe
Toebagoes Moeslihat mendjadi sosok jang mengoeselkan oentoek menjerang
disaat perajaan Natal. Orang Eropa dikenal memiliki tradisi meminoemm
anggoer secara kebanjakan pada malam perayaan Natal. Hal ini membuat
mereka dalam kondisi yang tidak dalam kondisi terbaik esok harinya.
Kemoedian penjerangan itoepoen terdjadi pada wilajah djalan Banten
sekitar wilajah rel. Pada perjoengan terseboet, pedjoeang Bogor berhasil
memoekoel moendoer Sekoetoe. Jang namanja perdjoengan selaloe
beroedjoeng pengorbanan. Ketika rakjat Bogor beloem sepenoehnja
merajakan kemenangan, sang pedjoeang malah tertembak dan beloem djelas
kabarnja. Kabar terakhir, Ia diselamatkan kerabatnja, Dr Marzoeki Mahdi"