Cara Membaca Surat Al Kahfi Agar Khatam Hari Jumat dan Penjelasan 4 Kisah

#Tags

Bogor, halamanbogor.com -- Surat Al Kahfi merupakan surat ke-18 dalam urutan mushaf Al Quran. Surat ini diturunkan di Kota Mekkah sehingga termasuk golongan surat Makkiyah. Membacakan surat Al Kahfi itu bisa mempunyai beberapa keutamaan. Surat ini dapat dibaca mulai Kamis malam ba'da Maghrib.


Surah Al Kahfi disebut juga dengan Ashhab Al Kahfi. Dilansir dari Syaikh Adil Muhammad Khalil dalam bukunya yang berjudul Tadabur Al Quran, surat Al Kahfi berisikan tentang bermacam-macam fitnah dan cobaan. Di antaranya fitnah harta, kekuasaan, ilmu, dan agama. Oleh karena itu, surat ini dinamakan Ashhab Al Kahfi.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa membaca surat Al Kahfi di hari Jumat akan menjadi penolong kelak di hari kiamat.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Artinya: "Dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulul­lah SAW pernah bersabda: Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka timbullah cahaya baginya dari telapak kakinya hingga ke langit yang memberikan sinar baginya kelak di hari kiamat, dan diampunilah baginya semua dosa di antara dua hari Jumat." (HR An-Nasa'i dan Baihaqi).



Cara Membaca Surat Al Kahfi Hingga Khatam
Surat Al Kahfi terdiri dari 110 ayat. Membacanya dalam 1 kali baca mungkin harus menyediakan waktu yang sangat khusus untuk surah sepanjang itu. a Cara membaca surat Al Kahfi agar khatam di hari Jumat dapat dilakukan dengan membaginya ke dalam empat bagian. Bagian pertama berisi ashabul kahfi, bagian kedua tentang kisah pemilik kebun, bagian ketiga tentang Nabi Musa dan Khidir, dan bagian terakhir adalah kisah Zulkarnain, Yakjuj dan Makjuj. Berikut waktunya:

Hari Kamis setelah Maghrib: Ayat 1-31
Hari Kamis setelah Isya: Ayat 32-59
Hari Jumat setelah Subuh: Ayat 60-83
Hari Jumat setelah Dzuhur: Ayat 84-110


 

BACA JUGA:

Cek 5 Keutamaan Surat Al Kahfi Salah Satunya Membaca di hari Jumat dan Bacaan 10 Ayat Awal Surat Al Kahfi, Tulisan Latin Beserta Artinya

 

Penjelasan Umum 4 Kisah Di dalam  Surat Al Kahfi

Sebagaimana disebutkan di bagian sebelumnya, bagian pertama berisi ashabul kahfi, bagian kedua tentang kisah pemilik kebun, bagian ketiga tentang Nabi Musa dan Khidir, dan bagian terakhir adalah kisah Zulkarnain, Yakjuj dan Makjuj.Berikut penjelasan masing masing. 

Pertama, kisah Ashabul Kahfi.

Kisah Ashabul Kahfi atau tujuh orang pemuda beriman yang tertidur dalam gua selama ratusan tahun merupakan salah satu hal tauladan yang menarik untuk diulas. Menurut firman Allah SWT dalam Surat Al Kahfi, Ashabul Kahfi tersebut dikisahkan hidup pada masa pemerintahan Raja Decyanus yang terkenal zalim dan tak segan-segan untuk membunuh siapa saja yang berani menentang kehendaknya.

Saat itu, ketujuh pemuda beriman tersebut menolak untuk menuruti perintah Raja Decyanus agar menyembah berhala karena besarnya iman mereka terhadap Allah SWT. Alhasil Ashabul Kahfi inipun mencoba melarikan diri dan berlindung di dalam gua. Kemudian Allah SWT menurunkan rahmat kepada ketujuh pemuda beriman tersebut dengan menidurkannya selama sekitar 309 tahun.

Kisah para pemuda dengan kecintaan yang tinggi terhadap Allah Ta’ala ini juga tertuang dalam Alquran Surat Al Kahfi ayat 9-26. Berikut ini petikan terjemahan dari  penggalan ayat 9-13 Al Kahfi berikut ini :
Ayat 9: “Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?”
Ayat 10: “(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
Ayat 11: “Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”
Ayat 12: “Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu)”
Ayat 13: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.


Kedua, Kisah Pemilik Dua Kebun

Kisah ini tertera pada Surat Al Kahfi ayat 32--44. Ini kisah tentang seseorang yang Allah karuniakan kebun. Ia lupa dengan pemberi nikmat sehingga dirinya melampaui batas.

Ia tanggalkan prinsip-rinsip keimanan dengan celaan dan keraguan. Ia tidak pandai bersyukur kepada nikmat Allah. Ujung dari kekufuran dan kesyirikannya tersebut, hancurlah tanaman dan buah-buahan di kebunnya. Ia diliputi penyesalan mendalam saat tak berguna penyesalannya tersebut.

Kisah ini menerangkan tentang bahaya fitnah dunia berupa harta dan anak. Sehingga membuatnya berbangga diri dan terus mengejar dunia untuk memperbanyak kekayaan dan keturunan.

Solusi dari fitnah ini adalah dengan memahami hakikat dunia yang diterangkan di awal surat, “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi: 7)

Semua itu menunjukkan fakta bahwa Allah telah menyediakan kesuksesan dan berkah sejati bagi mereka yang berserah diri kepada-Nya dan mengabdi kepada-Nya. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan otoritas Allah atas mereka akan tertipu oleh jebakan dunia ini dan menjadi terobsesi dengannya.


Ketiga, Kisah Musa dan Al -Khidr


Ini menggambarkan tentang orang-orang berilmu. Dalam kisah ini, Allah mengajarkan umat-Nya banyak pelajaran tentang bagaimana ketetapan-Nya melindungi kepentingan orang-orang benar dari pelanggaran orang-orang kafir, sekaligus menahan siksaan dari orang-orang kafir dan memberi mereka tangguh.

Dari kisah Musa dan al-Khidr, bisa dipelajari bagaimana bimbingan Allah ditegakkan oleh orang yang berilmu. Sepanjang cerita, manusia belajar bahwa ada perbedaan besar antara pengetahuan dan kebijaksanaan. Allah memberikan Nabi Musa pengetahuan tentang kitab itu dan memerintahkannya untuk mengikutinya, diberitakan kanal Hot Liputan6.com.

Di sisi lain, al-Khidr diberikan kebijaksanaan dari dekrit, dan dia diberi mandat untuk mengajar Nabi Musa bagaimana kebijaksanaan ini terwujud. Pada bagian ini manusia belajar bahwa manusia tidak dapat menilai ketetapan Allah berdasarkan apa yang tampak pada nilai nominal.

Mengikuti petunjuk Allah dan menerapkan ajaran Al-Quran harus memberi kepastian sepenuhnya. Terlepas dari betapa sulitnya ego untuk menerima, ada kebijaksanaan yang lebih besar dan manfaat yang tak terhitung dalam bimbingan ini yang selalu melampaui situasi yang tampak.


Keempat, Kisah Dzulqornain

Kisah yang berbicara tentang raja mulia yang menguasai ilmu dan kekuatan ini dimulai dari ayat ke 83 sampai 101. Ia mengelilingi dunia ini dan menebarkan kebaikan di muka bumi. Ia menolong manusia di atasnya. Ia mampu membendung kejahatan Ya’juj dan Ma’juj dengan membangun tembok raksasa (benteng) yg mengurung makhluk perusak tersebut, dikutip dari laman Shafa-Alanshor.

Kemampuan istimewanya yang lain, Dzulqornain berkomunikasi dan mengorganisir kekuatan kaum yang hampir-hampir mereka tak kuasa memahami perkataan manusia lain dan tak bisa memahamankan mereka dengan tutur katanya.

Kisah ini mengabarkan ujian kekuasaan sehingga tidak sewenang-wenang, berbuat aniaya, dan membuat kerusakan di muka bumi. Dzulqornain sosok penguasa yang tidak terfitnah dengan kekuasaan dan kekuatannya.

Ia manfaatkan karunia Allah tersebut untuk mencari akhirat dengan membuat perbaikan di muka bumi dan menolong manusia-manusia lemah di atasnya. Resep agar lurus saat menjadi penguasa adalah dengan menanamkan sifat ikhlas dalam diri dan senantiasa mengingat negeri akhirat.

BACA JUGA:

Tulisan Bismillah dalam Huruf Arab Secara dan Latin, Makna, Arti, Waktu Mengucapkan dan Keutamaan



Demikian sedikit penjelasan tentang kisah kisah  Surat Al Kahfi ayat 9-13 di atas, semoga kita bisa semakin belajar kisah kisah tersebut  dan makin bertakwa kepada Allah SWT.