Idul Adha merupakan salah satu perayaan keagamaan besar bagi umat Muslim. Dirayakan pemeluk agama Islam untuk memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma'il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah. Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Allah menggantikan Ismail dengan domba. Untuk memperingati kejadian ini, hewan ternak disembelih sebagai kurban setiap tahun. Selain itu bagi yang mampu dan punya kesempatan, akan menjalani rukun islam yaitu ibadah haji.
Daftar Isi :
Puasa Sebelum Idul Adha
Puasa Sebelum Idul Adha Ada 3 yaitu puasa Arafah, Tarwiyah, dan Dzulhijjah. Berikut di bawah ini penjelasannya.Puasa Idul Adha : Puasa Tarwiyah
Tak hanya puasa Arafah saja yang dikenal sebagai puasa sebelum Idul Adha. Bagi sebagian orang memulai puasa sebelum Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dan 9 Dzulhijjah. Nama puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah disebut sebagai puasa Tarwiyah. Tanggal Dzulhijjah disebut juga sebagai yaumut tarwiyah (hari menyegarkan diri). Hal ini terkait kebiasaan para peziarah (haji) membawa air untuk menghilangkan haus karena terik matahari yang menyengat, lantas menuju ke Mina.Tarwiyah juga bisa dikaitkan dengan tindakan merenung (rawwa-yurawwi-tarwiyah) yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim setelah menerima wahyu dari Allah untuk menyembelih sang putra, Ismail. Barulah pada hari kesembilan Dzulhijjah, Ibrahim mendapatkan takwil dan membuatnya tahu (‘arafa) makna mimpi itu.
Puasa Idul Adha : Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, 1 hari sebelum Idul Adha. Puasa Arafah dinamakan demikian karena dilaksanakan pada saat jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. Bagi jemaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah, tidak dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini. Puasa sebelum Idul Adha disunnahkan bagi mereka yang tidak berangkat haji.Puasa Sebelum Idul Adha : Puasa Dzulhijjah
Selain puasa Tarwiyah dan puasa Arafah, puasa menjelang Idul Adha yang disunahkan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah ialah puasa 7 hari di awal bulan Zulhijah. Puasa itu dimulai dari tanggal 1 Zulhijah hingga 7 Zulhijah.Dalam hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi disebutkan, “Rasulullah SAW berkata: Tak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah).” Dua hari dari 10 hari yang disebutkan adalah puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa 7 hari di awal Dzulhijjah dianggap memiliki nilai dan sejarah tersendiri. Dikutip dari laman Zakat.co.id, hal yang menjadikan puasa 7 hari di awal Zulhijah dianjurkan ialah sejarah hari-hari menjelang Idul Adha yang penuh keistimewaan.
Berdasarkan catatan Ibnu Abbas, 10 hari sebelum Idul Adha memiliki catatan bersejarah dalam ajaran Islam, sebagai berikut :
- Hari pertama di bulan Zulhijah dikenal dengan hari dimaafkannya Nabi Adam oleh Allah SWT karena telah memakan buah khuldi.
- Hari kedua Zulhijah merupakan hari diselamatkannya Nabi Yunus oleh ikan Nun.
- Di hari ketiga bulan Zulhijah merupakan hari dikabulkannya doa Nabi Zakaria untuk memiliki keturunan yaitu Yahya.
- Hari keempat merupakan hari kelahiran Nabi Isa
- Hari kelima merupakan hari kelahiran Nabi Musa.
- Hari keenam merupakan hari kemenangan para Nabi dalam berjuang menegakkan Islam.
- Hari ketujuh Zulhijah merupakan hari ditutupnya pintu neraka.
Niat Puasa Sebelum Idul Adha Tarwiyah dan Arafah
Pada dasarnya, niat puasa sunah dapat dilafalkan pada malam hari sebelum terbitnya fajar. Namun, terdapat perbedaan dengan niat puasa wajib, yaitu niat puasa sunah dapat diucapkan pada pagi hari, selama seseorang belum melakukan perkara-perkara yang membatalan puasa. Niat puasa Tarwiyah yang dilafalkan dengan bahasa Arab, diucapkan sesuai konteks seseorang mengucapkan niat tersebut, apakah pada malam hari ataukah pada waktu subuh/pagi.Ilustrasi puasa Idul Adha. Sumber : Abdulah Arif di Unsplash |
Niat Puasa Tarwiyah
Jika niat puasa tarwiyah disampaikan malam hari, lafal bahasa Arabnya adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya,
“Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Jika niat puasa Tarwiyah dilakukan pada subuh atau pada hari tersebut, lafalnya dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya,
“Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah SWT.”
Niat Puasa Arafah
Niat Puasa Arafah dibedakan berdasarkan konteks waktunya, yaitu pada malam hari (sebelum puasa) atau pagi hari (hari seseorang berpuasa Arafah).
Jika hendak membaca niat puasa Arafah pada malam hari, lafal bahasa Arabnya adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya,
“Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Jika hendak membaca niat puasa Arafah pada pagi hari, lafalnya adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya,
“Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”
BACA JUGA :
- Hari Raya Idul Adha, : Sejarah , Cara Merayakan dan Tanggal
- 33 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha
- Nama – Nama Bulan di Kalender Hijriah
Keutamaan Puasa Sebelum Idul Adha
Sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Tirmidzi disebutkan bahwa Puasa Sebelum Idul Adha seperti puasa Arafah akan menghapuskan dosa satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah puasa.
“Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura’ menghapuskan dosa tahun sebelumnya,”