Banyak orang yang menggunakan media sosial untuk berbagai keperluan seperti mencari informasi, terhubung dengan teman dan keluarga, atau bahkan untuk melakukan bisnis online. Namun, belakangan ini, terdapat fenomena yang cukup mengkhawatirkan yaitu peningkatan kasus penipuan melalui praktik open BO di media sosial.
Daftar Isi
Arti Open BO
Sebenarnya Open BO merupakan istilah baru yang sebagian besar muncul di sosial media, meskipun terkadang juga digunakan di percakapan lisan, kata ini merupakan salah satu Bahasa Gaul Inggris yang cukup populer dan viral, berikut ini maksud dan arti Open BO:
Open BO memiliki arti yang hampir sama dengan kata gaul Open Order yang sering digunakan oleh penjual online atau shoping online, maksudnya adalah produk sudah ready untuk dipesan.
Sedangkan untuk Open BO, merupakan singkatan dari "Open Booking Out" artinya adalah buka orderan booking, dalam hal ini kata "booking" berarti layanan wanita yang jual diri, jika secara online, maka artinya adalah "Open Booking Online".
Contoh Open BO
Open BO seringkali dijumpai di status mapuun komentar di sosial media milik wanita yang berprofesi sebagai wanita jual diri.
Contoh: Hi om, Open BO ya, bla bla bla.... (menjelaskan tarif, tempat, dan layanan yang tersedia dan lain-lain)
Dan untuk komentar, atau chat biasanya para laki-laki yang bertanya dengan contoh ini:
Mbak, open BO gak? Info tarif dan service nya ke chat ya
Arti lain Open BO
Beberapa orang juga mengartikan Open BO sebagai singkatan dari "Open Body Order", artinya dalam bahasa Indonesia adalah "Buka Pemesanan Badan/Tubuh", makna dan maksudnya pasti tentu bisa dipahami secara tersirat.
Dari penjelasan dan contoh Open BO di atas, bisa dipahami ya bahwa Open BO atau Open Booking adalah praktik jual-beli layanan seks melalui
media sosial dengan syarat dan ketentuan yang disepakati oleh kedua
belah pihak.
Sayangnya, praktik ini seringkali menimbulkan banyak masalah,
terutama terkait dengan keamanan dan privasi penggunanya. Akan dibahas di bawah ini.
Bahaya Open BO Bagi Konsumen
Bagi konsumen pemula, open BO bisa sangat berbahaya dan merugikan. Banyak kasus penipuan yang terjadi dalam praktik ini, di mana konsumen dibohongi dengan janji layanan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Selain itu, pengguna juga bisa menjadi korban pencurian identitas atau tindakan kriminal lainnya yang lebih berbahaya.
Open BO adalah istilah yang digunakan untuk menyebut praktik jual-beli layanan seks melalui media sosial. Praktik ini umumnya dilakukan oleh perempuan yang menyediakan layanan tersebut melalui akun media sosial mereka. Namun, dalam banyak kasus, open BO seringkali menipu orang dengan menjanjikan layanan yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.
Tidak sedikit orang yang tertipu oleh praktik open BO di media sosial. Biasanya, mereka akan diminta untuk melakukan transfer uang terlebih dahulu sebelum mendapatkan layanan. Namun, setelah transfer dilakukan, pihak yang menawarkan layanan seringkali tidak memberikan layanan yang dijanjikan atau bahkan menghilang tanpa jejak.
Beberapa korban open BO di media sosial bahkan mengalami kerugian yang cukup besar. Mereka bisa kehilangan uang dalam jumlah besar atau bahkan menjadi korban pencurian identitas dan penipuan online yang lebih berbahaya.
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah tergiur oleh tawaran-tawaran yang tidak wajar. Pastikan untuk selalu melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi online dengan orang yang tidak kita kenal.
Sebagai konsumen, kita juga berhak untuk menuntut perlindungan dan keamanan dari pihak media sosial. Mereka harus bertanggung jawab dalam menjaga keamanan penggunanya dari berbagai jenis penipuan online, termasuk praktik open BO yang merugikan.
Dalam rangka mengurangi kasus penipuan melalui praktik open BO di media sosial, kita sebagai pengguna media sosial juga perlu mengedukasi orang lain tentang risiko dan bahaya dari praktik ini. Mari bersama-sama membangun kesadaran dan menciptakan lingkungan online yang aman dan terpercaya bagi semua orang.
Di bawah ini kami menuliskan pengalaman beberapa orang (identitas disembunyikan) tentang pengalaman mereka mencoba menggunakan jasa open BO
Pengalaman Mencoba Jasa Open BO 1
Saya pernah melakukan random chat dengan dua wanita untuk melakukan booking online (BO). Mereka menawarkan harga yang sangat murah. Namun, saat saya mengecek nomor WhatsApp mereka di Get Contact, saya curiga karena salah satu wanita memiliki nama pria di Twitter dan nama yang berbeda di Get Contact. Saya membatalkan transaksi tersebut. Wanita kedua terlihat aman, jadi saya melakukan transfer DP sebesar 200 ribu dan 300 ribu untuk kamar hotel.
Wanita pertama memiliki nama Nabila di Twitter dan Bpk Syamsul di Get Contact. Saat saya membatalkan transaksi, saya menerima ancaman dari banyak orang di WhatsApp yang mengatakan bahwa saya harus membayar denda. Saya bingung karena saya tidak pernah sepakat membayar denda. Saya memutuskan untuk memblokir nomor mereka. Ada satu orang yang mengancam akan melaporkan saya ke polisi dengan tuduhan prostitusi online. Namun, setelah saya mencari informasi tentang hukum prostitusi online, saya merasa aman. Kemudian mereka menunjukkan identitas saya yang terdaftar di Get Contact, saya sangat terkejut karena identitas asli saya terbongkar. Akhirnya, saya memblokir nomor tersebut.
Wanita kedua memiliki nama rekening Henny tetapi nama di Get Contact adalah Rina. Dia meminta saya untuk melakukan transfer sebesar 300 ribu dan meminta transfer lagi sebesar 300 ribu untuk booking kamar hotel. Saya merasa yakin karena dia memberikan informasi lokasi hotel. Namun, ketika saya tiba di hotel, dia meminta saya untuk melakukan transfer sebesar 700 ribu untuk uang privasi. Saya mulai merasa ragu, tetapi dia memberi tahu bahwa uang tersebut akan dikembalikan setelah kita selesai. Saya langsung melakukan transfer tersebut. Namun, ketika saya chat dengan dia lagi, dia meminta saya untuk mentransfer 1 juta sebagai uang deposit. Saya bilang bahwa saya tidak punya uang lagi. Dia meminta saya untuk melakukan transfer seadanya. Saya menawarkan untuk mentransfer 100 ribu, dan dia menerima. Kemudian dia meminta transfer lagi sebesar 800 ribu. Saya bilang bahwa saya tidak punya uang lagi, dan dia meminta saya untuk mengirimkan foto sisa saldo. Saya mengirimkan gambar dari Google karena saldo saya masih cukup banyak. Dia meminta saya untuk mencari pinjaman dan akhirnya saya bohong bilang saya mendapatkan pinjaman sebesar 300 ribu. Dia menerima dan saya mentransfer uang tersebut. Namun, dia meminta transfer sebesar 800 ribu lagi. Saya mulai curiga dan memutuskan untuk pulang. Saya bilang bahwa saya tidak punya uang lagi dan akan kembali pada hari Selasa. Dia meminta saya untuk mentransfer 400 ribu untuk hari Selasa. Saya mulai berpikir bahwa ini adalah penipuan dan pemerasan.
Saya membuka salah satu media sosial tanya jawab dan menemukan bahwa ada orang yang tertipu seperti saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk memblokir nomornya.
Pada hari berikutnya, banyak nomor WhatsApp yang menghubungi saya dan mengancam saya. Saya melakukan pelacakan menggunakan Get Contact dan menemukan bahwa pemilik nomor tersebut adalah seorang wanita tapi nama di WhatsApp-nya adalah Ust. Abdul. Saya memutuskan untuk memblokir nomor tersebut lagi. Namun, tiba-tiba ada satu akun yang mengirimkan pesan langsung melalui Instagram dan mengunggah foto saya dan bukti booking dengan menggunakan hashtag kampus saya. Saya merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
Pengalaman Mencoba Jasa Open BO 2
"Saya pernah (pertengahan kepala 2) karena memang lagi 'kebelet', masih single, dan belum tahu bahwa ini salah satu modus penipuan. Ini peringatan bagi kalian. Jangan pernah terjebak dalam hal ini!
Saya dahulu memesan melalui daring, dan di foto dan video kelihatannya asli. Balasannya cepat dan bahasanya juga tidak memaksa. Menurut saya, penipu ini cerdik sekali. Saya pun setuju dengan mereka dan melakukan transaksi dengan mentransfer uang. Kami sepakat bertemu di hotel. Hotelnya bukan hotel melati atau yang mencurigakan, tapi hotel legit yang bintang 2 dengan nomor kamar yang jelas.
Setelah saya mentransfer uang, saya mencoba menghubungi mereka, tetapi mereka bilang masih dalam perjalanan. Saya menunggu selama satu jam di lobby hotel, tetapi tidak ada tanda-tanda kedatangan mereka. Saya mulai curiga dan mencoba menghubungi mereka berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban. Saya menunggu lagi. Setelah menunggu begitu lama, resepsionis yang peka bertanya kepada saya,
Staff resepsionis: "Pak, apakah perlu saya bantu? Tamu Bapak tinggal di kamar nomor berapa?"
Saya menjawab, "Oh ya mas, saya masih menunggu karena tamu yang saya tunggu sudah check-in tetapi belum bisa dihubungi."
Saya merasa malu, menyesal, dan menggenggam kepalan tangan saya sambil berkata "Sialan!". Selama 3 hari setelah itu, saya tidak nafsu makan dan tidak banyak bicara."
Pengalaman Mencoba Jasa Open BO 3
Ini adalah kebodohan saya karena pernah tergiur oleh hawa nafsu. Saya menjawab, biar orang lain jangan sampai sama seperti saya. Persetan itu BO nipu apa engga. Yang pasti, JANGAN PERNAH COBA-COBA DAN TERGIUR.
Waktu itu saya membuka BO di Twitter. Saya random memilih akun apa saja (lihat budget juga). Lalu, singkatnya saya hubungi dan lakukan transaksi tanpa pikir panjang. Hingga saya sudah mengirim dana. Akun LAKNAT (maaf) itu awalnya merespon cepat, sampai saya tinggal minta servis, dia menghilang dan tidak merespon.
Saya sudah langsung paham, "Nih orang sudah menipu saya."
Saya merutuki akun laknat (maaf) itu dan merutuki diri saya juga karena sudah tergoda.
Jadi, persetan. Mau kalian order di orang PENIPU atau TIDAK, jangan tergiur dan tergoda.
Mending pakai uang buat memberikan kebaikan atau sesuatu yang lebih bermanfaat.
Pengalaman Open BO di Michat
Aku pernah memutuskan untuk open BO di MiChat. Uang sama sekali tiada, orang tua juga baru berpulang. Semua harta orang tuadan dana tunjangan diambil adikku. Katanya untuk membangun rumah. Tapi rumah itu atas namanya sendiri. Mau gila sendiri rasanya. Tapi saya tidak akan mengeluh. Saya memang tipe orang yang tidak suka berdebat. Aku tidak seberani orang lain yang bisa berdebat, apalagi dengan adik saya yang pintar ngomong.
Yah, disinilah aku sekarang, bekerja dengan open BO. Aku tidak punya pengalaman. Aku sudah apply ke banyak tempat tapi tidak diterima. Satu-satunya pekerjaan yang bisa kulakukan cuma ini. Pengalaman? Menyebalkan.
Saya memasang tarif 200 ribu sekali main. Yang ngechat kadang tidak ngotak nawar terlalu sadis dengan harga 100 ribu. Sudah itu mintanya full service. Banyak juga yang ngechat banyak tanya ini itu tapi akhirnya tidak jadi. Cukup melelahkan membalas chat mereka satu per satu. Random sekali orang-orang ini. Tapi mungkin tergantung kota nya juga ya. Saya coba di Kota M, rata-rata mereka langsung mau kalau tarif cuma 200k, sedangkan di Kota Y, kebanyakan dari mereka nawar 100k hingga 150k.
Untuk yang pernah kulayani cuma 2 orang hingga saat ini. Aku takut untuk memulai lagi. Tapi yah kalau tidak mulai tidak makan. Pelanggan yang paling ngeselin ini, udah nanya mau 200k, eh pas sampai cuma mau bayar 50k. Katanya cuma mau BJ saja. Anjrit BJ cuma dibayar 50k. Udah dibayar 50k, maksa pula tidak mau BJ kondom. Karena ini pengalaman pertamaku, aku benar-benar bingung pas ketemu tipe orang kayak gini. Selanjutnya aku akan lebih tegas lagi. Untung orang selanjutnya, dia baik-baik. Dia orang Timur tapi lebih baik dari cowo kemarin yang bawa mobil tapi cuma mau bayar 50k.
Saya cukup takut melihat orang-orang selanjutnya yang akan kutemui. Apa bisa aku bertahan?
BACA JUGA :
Cowok Open BO Sehari dapat 10 juta Rupiah, Pulang Lebam Sampai Harus Ngesot
Penyesalan Tak Terlupakan Seorang Mantan Ayam Kampus
Tapi tentu saja aku planning untuk tidak selamanya open BO. Hingga aku sarjana dan dapat pekerjaan dengan gaji yang cukup, aku akan berhenti. Selama aku nganggur, aku juga membangun portofolio untuk desain grafis. Aku juga belajar memulai pemrograman secara profesional.