Sholat lima waktu merupakan satu rukun islam, sehingga diwajibkan bagi umat Islam. Selain sholat wajib tersebut, menjalankan umat Islam juga disarankan menjalankan sholat sunnah. Salah satu sholat sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan setiap hari adalah sholat dhuha.
Sholat Dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sholat ini dilakukan ketika matahari telah naik sepenuhnya di pagi hari, yaitu sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari, hingga 15 menit sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Sehingga bisa dibilang, waktu sholat Dhuha biasanya dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 09.00, tergantung pada daerah masing-masing. Estimasi waktu pelaksanaan ibadah sholat dhuha di Indonesia sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 atau paling akhir sudah harus selesai 15 menit sebelum adzan dzuhur. Tentu saja ini sesuai dengan secara bahasa sendiri, dhuha adalah nama untuk awal siang hari (pagi).
Sholat dhuha merupakan ibadah sholat sunnah yang berjumlah genap dan dapat dikerjakan minimal 2 rakaat hingga 12 rakaat sesuai pilihan. Selain itu, sholat dhuha dilakukan sendiri.
Keutamaan sholat dhuha
Ada beberapa keutamaan sholat dhuha yang rugi bila tidak diamalkan:
1. Menjadi sedekah semua tulang manusia.
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى. (رواه مسلم)
Artinya:
“Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu ‘anh, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: ‘Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu’,”
(HR Muslim).
2. Sholat bersama kaum awwâbîn, yaitu orang-orang yang pulang (bertaubat) kepada Allah ta’ala
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ. (رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط مسلم)
Artinya:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anh, ia berkata: ‘Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.’ Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat’,”
(HR al-Hakim dan ia berkata: “Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim).
3. Setiap dua rakaat, ada keutamaan yang dicatat oleh malaikat
Keutamaan ini disebutkan dalam adits:
عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ، فَقُلْتُ: يَا عَمُّ اقْبِسْنِى خَيْرًا. فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ. ( رواه البيهقي)
Artinya:
“Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: ‘Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu ‘anh, lalu berkata: ‘Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.’ Lalu ia menjawab: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ sebagaimana Kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda: ‘Bila Kamu shalat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu shalat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu shalat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu shalat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu shalat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu shalat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga’,”
(HR al-Baihaqi).
Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat
Sebagaimana disebutkan di atas, sholat dhuha bisa dilakukan minimal 2 rakaat, maksimal 12 rakaat, dengan jumlah rakaat adalah genap. Namun, umumnya umat Islam melaksanakan sholat dhuha sebanyak dua rakaat. Jika ingin menambah rakaat, maka setelah dua rakaat akan ditutup dengan salam. Kemudian sholat kembali dua rakaat dan seterusnya.
Niat sholat dhuha 4 rakaat
Namun ada pula yang melaksanakan sholat 4 rakaat dalam satu kali salam. Karena itulah, bacaan niat dan tata cara sholatnya pun sedikit berbeda, yaitu:
Usholli sunnatadh dhuhaa arba'aa roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa.
Artinya:
“Aku niat shalat sunnah dhuha empat rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”
Tata cara sholat dhuha 4 rakaat
Setelah itu mengikuti tata cara berikut sholat dhuha 4 rakaat berikut:
- Membaca niat
- Takbiratul ihram, lebih baik dilanjutkan dengan membaca doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Alquran, bisa membaca surat Asy Syamsu atau surat lainnya
- Rukuk dengan tuma'ninah
- I'tidal dengan tuma'ninah
- Sujud dengan tuma'ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
- Sujud kedua dengan tuma'ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Mengulangi urutan nomor 3-9 hingga rakaat keempat
- Tahiyat akhir dengan tuma'ninah
- Salam
- Membaca doa
Tapi bagi yang hendak melaksanakan sholat dhuha dengan 2 kali salam (2 rakaat salam dan diulangi) melaksanakan sholat sesuai tata cara yang biasa.
BACA JUGA:
Sholat Dhuha 2 Rakaat : Tata Cara, Niat, Tata Cara, dan Doa Setelah Sholat Dhuha
Doa Setelah Sholat Dhuha
Tata cara sholat dhuha 4 rakaat selanjutnya adalah membaca doa. Dikutip dari NU Online, ada tiga bacaan yang bisa diamalkan setelah sholat dhuha, yaitu:
1. Doa Pertama
اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Bacaan latin
Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.
Artinya :
“Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”
2. Doa kedua:
اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.
Artinya:
“Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.”
3. Doa ketiga
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya:
“Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.”
Doa ini dibaca sebanyak 40 atau 100 kali
BACA JUGA :
- Jadwal Sholat Di Bogor
- Shalat Istikharah: Niat, Bacaan Doa, dan Tata Cara Mohon Petunjuk Jodoh dan Keputusan Sulit Lainnya
- Surah An-Nas : Keutamaan, Isi Dalam Tulisan Arab, Latin, Beserta Terjemahan
Penutup
Demikian ulasan mengenai sholat dhuha 4 rakaat mulai dari keutamaan, niat, tata cara, dan bacaan doa.
Dengan melaksanakan sholat Dhuha, kita tmendapatkan pahala dan keutamaan. Mari kita jadikan sholat Dhuha sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari kita untuk meraih keberkahan dan kebaikan dalam hidup. Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dan kekuatan untuk melaksanakan sholat Dhuha secara rutin, sehingga kita dapat merasakan manfaatnya di dunia dan akhirat. Amin.