Penting bagi para pelaku usaha kecil menengah untuk dapat menentukan harga jual produk yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun, menentukan harga jual produk bukanlah hal yang mudah. Harga terlalu rendah, bisa merugi, bila terlalu tinggi malah tidak laku. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan seperti biaya produksi, biaya operasional, nilai produk, dan juga persaingan di pasar.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai cara-cara menentukan harga jual produk yang tepat untuk para pelaku usaha kecil menengah. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan seperti Metode Biaya Ditambah Keuntungan, Metode Mark-Up, Metode Break Even, Metode Keystone, Harga Jual Rekomendasi Produsen, Metode Berbasis Nilai, dan Penyesuaian Harga Berdasarkan Pasar. Dengan memahami setiap metode dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan, para pelaku usaha kecil menengah dapat menentukan harga jual produk dengan tepat dan meningkatkan keuntungan bisnis mereka.
7 Cara Menentukan Harga Jual Produk Anda
Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk. Berikut adalah 7 cara yang dapat dilakukan:
1. Penyesuaian Harga Berdasarkan Pasar
Metode
ini melibatkan menyesuaikan harga jual produk dengan harga yang
ditawarkan oleh pesaing atau pasar. Metode ini sering digunakan pada
produk-produk yang bersaing di pasar yang sama.
Contohnya pada
bisnis makanan, harga standar untuk satu porsi bakso di sekitar wilayah
Anda adalah Rp 13.000. Apabila Anda ingin menjual bakso, maka harga
jualnya diusahakan setara, jika lebih tinggi atau lebih rendah pun
selisihnya tidak banyak.
Dengan patokan harga jual inilah Anda
memperhitungkan modal yang perlu dikeluarkan. Tak hanya itu, Anda juga
perlu memikirkan strategi yang tepat agar tetap bisa menghasilkan
keuntungan dari bisnis bakso tersebut. Untuk memenangkan persaingan
dalam bisnis yang semacam ini, langkah yang dapat Anda lakukan adalah
meningkatkan mutu produk. Jika tidak, karena terlalu memperhatikan
pergerakan harga kompetitor, sering pula berujung pada perang harga,
yang bisa mengakibatkan kerugian pada bisnis bidang yang sama.
2. Metode Break Even (Break Even Pricing)
Metode ini digunakan untuk menentukan harga jual produk yang dapat menutupi biaya produksi dan biaya operasional, tanpa menghasilkan keuntungan. Metode ini berguna untuk mengetahui jumlah minimum produk yang harus terjual agar bisnis dapat bertahan.
Metode perhitungan harga jual Break even memperhatikan ongkos produksi di samping permintaan pasar dalam menentukan harga. Apabila penjualan masih berada di bawah ambang batas break even, artinya usaha Anda merugi. Jika penjualan lebih tinggi dari titik break even, barulah bisa dikatakan bahwa Anda berhasil mendapatkan keuntungan.
Metode break even pricing tidak bisa diterapkan oleh semua penjual karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
- Semua modal usaha dapat dikategorikan dalam konstanta dan juga variabel.
- Semua produk dapat dipastikan terjual
- Modal variabel per satuan produk nilainya sama.
3. Metode Keystone (Keystone Pricing)
Metode ini melibatkan penggunaan markup sebesar 100% dari biaya produksi. Metode ini sering digunakan dalam bisnis ritel, terutama pada produk-produk seperti perhiasan dan aksesori fashion. Tidak sedikit brand terkenal yang menggunakan metode keystone pricing ini. Tak heran mengapa harga jualnya menjadi begitu mahal.
Contoh penerapan keystone pricing : Sebuah jaket dibuat dengan menggunakan modal Rp 150.000 kemudian dijual dengan harga Rp 300.000.
Namun metode ini tak bisa sembarangan dipakai, karena kualitas produk pun harus sesuai dengan harga jual. Semakin tinggi harga jual, kualitas produk seharusnya akan semakin bagus. Jika hal ini tidak diterapkan, produk tidak akan laku di pasaran.
4. Harga Jual Rekomendasi Produsen (Manufacturer Suggested Retail Price)
Metode ini melibatkan penetapan harga jual produk oleh produsen. Harga jual tersebut kemudian digunakan oleh penjual untuk menentukan harga jual di pasaran. Metode penentuan harga jual produk dengan cara ini, penjual tidak perlu repot melakukan perhitungan. Sesuai dengan namanya, barang menggunakan harga yang sudah ditetapkan dari pabrik.
Biasanya, metode ini digunakan dalam penjualan kendaraan bermotor, barang elektronik, dan juga obat. Meskipun telah ditetapkan oleh pabrik, harga di lapangan bisa saja berubah. Misalnya retailer ingin mendapatkan keuntungan lebih sehingga menaikkan harga, atau permintaan pasar akan barang tersebut menurun, sehingga retailer terpaksa untuk menurunkan harga supaya produk laku terjual.
Contoh penerapan manufacturer sugested retail price adalah harga sepeda motor merek X dari produsen A dijual dengan harga Rp 21.000.000. Maka di seluruh Indonesia, harga jualnya akan sama karena telah ditetapkan oleh produsen.
5. Metode Berbasis Nilai (Value Based Pricing)
Metode ini didasarkan pada nilai atau manfaat yang diberikan oleh produk kepada konsumen. Harga jual produk ditentukan berdasarkan manfaat atau keuntungan yang dapat diperoleh oleh konsumen dari produk tersebut. Atau sederhananya, harga ditentukan langsung oleh pelanggan, bukan oleh penjual. Harga jual dengan metode harga Berbasis Nilai akan disesuaikan dengan besarnya nilai barang tersebut bagi pembeli. Metode ini cukup sulit diterapkan karena tidak ada patokan khususnya. Apa yang harus dilakukan penjual untuk bisa mendapatkan harga jual yang tepat?
- Pertama, lakukan survei kepada beberapa orang untuk menemukan harga rata-ratanya. Sebaiknya Anda tidak hanya bertanya kepada satu atau dua orang untuk mendapatkan angka yang bagus.
- Jika Anda tak memiliki akses kepada responden atau orang untuk ditanya, tetapkan saja harga yang tinggi di awal. Orang yang menganggap sebuah barang memiliki value yang begitu tinggi akan rela membayar mahal untuknya.
Mode value based pricing ini lebih sering dijumpai pada transaksi jual beli barang antik atau benda-benda koleksi.
BACA JUGA :
Peluang Usaha Petshop / Pemeliharaan Hewan
Arti Dropshipper dan Cara kerja Dropshipper
6. Metode Biaya Ditambah Keuntungan (Cost Plus Pricing Method)
Metode
ini adalah metode yang paling sederhana dan umum digunakan. Harga jual
produk ditentukan dengan menambahkan keuntungan yang diinginkan pada
biaya produksi.
Harga jual = Modal + persentase laba
Supaya Anda lebih mudah dalam memahami cost plus pricing method, berikut ini contohnya.
Anda diasumsikan memiliki usaha katering dan menerima pesanan nasi ayam goreng sebanyak 100 porsi untuk sebuah acara di kantor.
Untuk membuat pesanan ini, Anda memerlukan modal Rp 1.150.000 dengan rincian berikut:
- Beras Rp 100.000
- Ayam Rp 450.000
- Sayur lalapan Rp 50.000
- Sambal Rp 100.000
- Bumbu lainnya Rp 50.000
- Gas Rp 100.000
- Kemasan Rp 100.000
- Tenaga Rp 250.000
Di sini Anda ingin memperoleh keuntungan sebesar 20%. Maka perhitungannya adalah
Harga jual = modal + laba
Rp 1.150.000 + (20% x Rp 1.150.000) = Rp 1.150.000 + Rp 230.000 = Rp 1.380.000.
Maka harga jual per porsi dari nasi ayam goreng adalah Rp 1.380.000 : 100 = Rp 13.800.
7. Metode Mark-Up (Mark-Up Pricing Methods)
Metode ini hampir sama dengan Metode Biaya Ditambah Keuntungan, tetapi keuntungan yang diterapkan tidak hanya didasarkan pada biaya produksi tetapi juga biaya operasional dan risiko bisnis. Cara perhitungannya lebih sederhana karena penjual hanya perlu menambahkan modal dengan keuntungan yang ingin didapatkan.Berbeda dengan metode pertama yang memakai persentase dari total modal. Rumus harga jual dengan metode mark up adalah :
Harga jual = modal + mark up
Mari gunakan rumus ini untuk menentukan harga jual dari 100 porsi nasi ayam goreng dengan modal Rp 1.150.000. Keuntungan yang ingin Anda dapatkan adalah Rp 300.000. Maka, perhitungannya akan sangat sederhana:
Harga jual = Rp 1.150.000 + Rp 300.000 = Rp 1.450.000
Hasil di atas merupakan harga jual untuk 100 porsi nasi ayam. Harga satuan didapatkan dengan membagi total harga jual dengan banyaknya porsi. Hasilnya adalah Rp 14.500 untuk satu porsi.
Demikian 7 cara yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk. Pemilihan metode tergantung pada jenis produk, pasar, dan strategi bisnis yang diinginkan. Metode atau cara menentukan harga produk yang ideal tidak bisa disama ratakan untuk seluruh penjual. Yang dapat menentukan metode yang tepat adalah penjual itu sendiri.
Rumus harga jual produk pelaku usaha kecil Dan menengah (UMKM)
Menentukan harga jual produk adalah salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan oleh para pelaku usaha kecil menengah. Harga jual produk yang ditawarkan tidak hanya harus sesuai dengan biaya produksi, tetapi juga harus mampu bersaing di pasaran agar produk dapat terjual dengan baik.
Jika Anda bingung dengan istilah di atas, dan ingin tahu cara menentukan harga secara umum, begini caranya. Metode ini di bawah ini merupakan gabungan dari Metode Biaya Ditambah Keuntungan dan Metode Penetapan Harga Berdasarkan
Pasar. Dalam Metode Biaya Ditambah Keuntungan, langkah-langkah yang
dilakukan antara lain menghitung biaya produksi, memperhitungkan
overhead cost, menentukan markup, dan meninjau kembali harga secara
berkala. Sementara itu, dalam Metode Penetapan Harga Berdasarkan Pasar,
penentuan harga dilakukan dengan mempertimbangkan harga produk pesaing
dan harga yang dapat diterima oleh target pasar. Kedua metode tersebut
dapat digunakan secara bersama-sama atau terpisah tergantung pada
kondisi bisnis dan karakteristik produk yang dijual.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga jual produk.
Menghitung biaya produksi
Langkah pertama dalam menentukan harga jual produk adalah dengan menghitung biaya produksi. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya listrik, biaya transportasi, dan biaya lain-lain yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dengan mengetahui biaya produksi, Anda dapat menentukan harga jual produk yang dapat menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan yang diinginkan.
Memperhitungkan overhead cost
Selain biaya produksi, overhead cost juga harus dipertimbangkan dalam menentukan harga jual produk. Overhead cost meliputi biaya sewa tempat, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan biaya lain-lain yang tidak langsung terkait dengan produksi. Dalam menentukan harga jual produk, overhead cost harus diakomodasi sehingga produk dapat dijual dengan harga yang kompetitif.
Mengetahui target pasar
Setiap produk memiliki target pasar yang berbeda. Sebelum menentukan harga jual produk, Anda perlu mengetahui siapa target pasar Anda dan berapa harga yang mereka bersedia bayar untuk produk Anda. Anda juga perlu memperhatikan harga jual produk pesaing Anda agar dapat bersaing di pasaran.
Menentukan Mark up atau Selisih Harga
Mark up adalah selisih antara harga jual dan biaya produksi. Markup yang diterapkan dapat bervariasi tergantung pada jenis produk dan pasar. Biasanya, markup yang diterapkan untuk produk konsumen adalah sekitar 20-30%. Namun, untuk produk yang lebih eksklusif, selisih yang diterapkan dapat lebih tinggi.
Meninjau kembali harga secara berkala
Harga jual produk perlu ditinjau kembali secara berkala untuk memastikan bahwa harga masih dapat bersaing di pasaran. Anda juga perlu memperhatikan perubahan biaya produksi dan overhead cost yang dapat mempengaruhi harga jual produk. Dengan meninjau kembali harga secara berkala, Anda dapat menyesuaikan harga jual produk agar tetap bersaing di pasaran.
BACA JUGA :
9 Alasan Kenapa Pelaku Usaha Harus Membuat Website
Sejarah Affiliate Marketing dan Tips Memulai Affilate Marketing di Tokopedia
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga jual produk. Namun, perlu diingat bahwa menentukan harga jual produk bukanlah hal yang mudah dan perlu memperhatikan berbagai faktor agar dapat menghasilkan harga yang tepat.